Pengertian Relai Differensial
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Prinsip
Kerja Relai Differensial
Sebagaimana disebutkan diatas, Relay
differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus
(CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay
pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan
ada arus yang mengalir melaluinya. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar
1 Pengawatan Dasar Relay Differensial
Jika terjadi
gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external
fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi
sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay
pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi
didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi
akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu,
akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju
ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka
tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil)
relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang
mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir
melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja
dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB)
sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir dari
sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini :
Gambar
2 Sistem Pengaman Relay Differensial
Tinjauan Beberapa Masalah Terhadap Relay
Differensial
1. Karakteristik
CT
Relay differensial dalam operasinya bahwa
dalam keadaan normal atau terjadi gangguan diluar daerah pengamanannya arus
pada relay sama dengan nol. Karena itu kemungkinan salah kerja dari relay
differnsial dapat terjadi, arus yang dapatmenyebabkan relay salah kerja
tersebut dinamakan arus ketidakseimbangan. Bila suatu arus yang besar mengalir
melalui suatu trafo arus maka arus pada terminal sekunder tidak lagi linear
terhadap arus primer. Hal ini disebabkan kejenuhan pada intinya. Pada relay
differensial trafo arusnya harus identik, namun kejenuhan intinya tidak dapat
sama betul. Hal ini disebabkan perbedaan beban dari masingmasing trafo arus
tersebut.
2. Karakteristik
Trafo Arus pada relay differensial, seperti gambar berikut ini :
Gambar 3 Karakteristik Trafo Arus (CT) Pada Relay
Differensial
3. Perubahan Sadapan
Berbeban
Pada saat ini umumnya transformator sudah
dilengkapi dengan pengubah sadapan berbeban dimana tap input dapat dirubah untuk
mendapatkan output yang dikehendaki. Penyetelan dari trafo-trafo arus pada
transformator daya telah diset pada tegangan nominal dari transformator daya
tersebut. Dengan demikian bila terjadi gangguan pada waktu operasi
transformator tersebut, maka tegangan pada sisi primernya harus dirubah agar
tegangan pada sisi sekundernya tetap. Oleh karena itu harga-harga tap trafo
yang telah diset pada tegangan nominalnya tadi tidak akan tepat lagi. Hal
tersebutlah yang menyebabkan terjadinya arus ketidak seimbangan yang dapat
membuat relay salah kerja.
4. Adanya Arus Serbu
Magnetisasi (Magnetising Inrush Current) Pada Trafo
Jika trafo daya
dihubungkan kesuatu sumber tenaga (jaringan) maka pada sisi primernya akan terjadi
proses transient yaitu menaiknya arus yang dinamakan arus serbu magnetisasi
(Magnetising Inrush Current) yang besarnya dapat mencapai 8 sampai 30 kali dari
arus beban penuh yang terjadi dalam waktu relative cepat. Peristiwa ini dapat
membawa pengaruh terhadap kerja suatu relay kendatipun pada daerah pengamanan
tidak terjadi kesalahan.
Relay
Differensial Persentase
Untuk mengatasi
masalah (a) dan (b) diatas, maka relay differensial dilengkapi dengan kumparan
kerja dan restraining coil (kumparan penahan) atau lebih dikenal dengan Relay
Differensial Persentase (Relay Differensial Bias). Dengan melakukan pembaharuan
relay defferensial yang berdasarkan Prinsip Sirkulasi arusnya adalah untuk
mengatasi gangguan yang timbul diluar dari pada perbedaan dalam hal ratio
terhadap nilai arus hubung singkat External yang tinggi. Relay differensial
dengan persentase memiliki Coil (belitan) peredam tambahan yang dihubungkan
dengan pilot wire seperti gambar berikut ini :
Gambar 4 Relay Differensial Persentase (Relay Differensial
Bias).
Didalam relay ini
kumparan kerjanya dihubungkan dengan titik tengah kumparan penahan (peredam),
total jumlah impedansi belitan didalam kumparan peredam sama dengan jumlah
ampere belitan yang ada pada kedua ½ bagian kumparan yaitu I1N/2 + I2/N yang
memberikan rata-rata arus peredam sebesar (I1 + I2)/2 di
dalm belitan N. Untuk gangguan luar I1 dan I2 semakin besar dan karenanya kopel
peredam bertambah besar yang bisa mencegah kesalahan operasi.
Karakteristik
operasi dari relay yang demikian diberikan pada gambar dibawah ini :
Ratio arus
perendaman rata-rata dari arus operasi differensial persentasenya bisa
ditetapkan, maka relay tersebut dinamakan relay differensial dengan persentase.
Relay tersebut juga disebut relay differensial bias, sebab relay ini dilengkapi
dengan flux tambahan. Persentase relay differensial bias memiliki karakteristik
pick-up yang semakin tinggi. Karena besarnya arus yang lewat semakin bertambah,
maka arus peredamannya semakin bertambah.
Ditulis Oleh : Ahmad ~ Sekedar Posting
Sobat sedang membaca artikel tentang Dasar-Dasar Proteksi STL (Relai Differensial) . Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya.
Posted by Monday, January 13, 2014 and have
2
comments
, Published at
2 comments
makasih artikelnya, sangat bermanfaat
Mantap. Artikel yang bagus.
Terima kasih telah berkunjung, Silahkan Sobat tinggalkan komentar dengan kata-kata yang Baik, Bijak dan Sopan.